WELCOME! Salam Sejahtera! Senang sekali mendapat kunjungan dari Anda. Berikan komentar Anda di akhir setiap posting (klik link: write your comment here!), komentar Anda sangat berharga bagi saya. Terima Kasih. Please Enjoy...

HOT Search

HOT Translate

Holiday here I come...

>> Wednesday, December 17, 2008

wah ga bisa nulis lagi... mau liburan, well... mudah-mudahan nanti inget, mau cerita tentang sikap ortu saat pembagian rapor tadi...

see you... merry christmas and happy new year!

holiday... here i come...

No Best School, only Best Student

>> Monday, December 15, 2008

Well, liburan dua hari cukup menyegarkan setelah melalui minggu tersibuk di akhir tahun ini. ngorbol denga istri dan bermain dengan anak, walau diselingi dengan aktifitas meeting di gereja, tapi cukup puas dengan weekend kemarin. Next week end, tetangga ngajakin liburan bareng ke gunung bunder... hmmm... nostalgia. Dulu pernah ke sini tapi untuk sebuah acara penyiksaan: pelantikan anggota pencinta alam...

Jumat lalu, waktu komsel ada seorang ibu anggota komsel yang juga orang tua siswa mengeluh tentang anaknya. Anaknya akan segera melanjutkan ke SMA, namun dia tidak mau meneruskan di sekolahnya yang sekarang, karena dia berpikir sekolahnya kurang pas dengan maunya dia. Ia cenderung anak yang pintar dengan IQ kira-kira 135. Sangat kompeten dalam kemampuan matematika dan visual. Dalam pelajaran saya sendiri ia dapat mengikuti walau tidak sangat menonjol. Secara kasat mata, di dalam kelas ia selalu terlihat lesu, tidak bersemangat. Cenderung terlihat mengantuk dan tidak antusias. Penilaian ini ternyata tidak hanya saya yang membuat, beebrapa guru lain turut memberikan konfirmasi. Ibunya menjelaskan, dia menyatakan ketidakpuasannya belajar di sekolah ini, singkatnya, kamampuannya tidak tertantang. Anak ini mengikuti sejenis kelas pembinaan iman di salah satu gereja berlairan reformed, kata ibunya ia sangat rajin mengikutinya. Bahkan marah jika waktunya diganggu di saat itu. Ia pun sering bersoal jawab dengan ibunya dan membuat ibunya agak kewalahan menjawab pertanyaan dan pernyataan anaknya ini. Di ujung keluhannya ia menyatakan kebingungannya untuk mengikuti keinginan anaknya ini. Karena ia sudah mencoba mendaftakan anaknya ke sekolah favorit di kelapa gading agar anakny ini dapat tersalurkan bakat dan minatnya.

Saya sendiri hanya menyarankan agar pertimbangan untuk memindahnkan anaknya itu sungguh-sungguh diputuskan dengan matang. Mengingat pengalaman dua orang mantan siswa saya yang kasusnya mirip:
Anak yang pertama ber-IQ tinggi juga, kreatif, supel, dan cenderung aktif dan yang kedua IQ-nya biasa saja, namun rajin, tekun, pendiam dan cenderung emosional. Ketika keduanya pindah ke SMA favorit yang sama di jakarta, yang konon berisi anak-anak berkemampuan di atas rata-rata, siswa yang ber-IQ tinggi tidak dapat mengikuti pelajaran di sana, karena sangat disiplin dan padat drilling, sedangkan yang satunya dengan ebrmodalkan ketekunan mampu mengikuti, bahkan ranking di sekolah tersebut.
Anak sang ibu teman komsel saya ini berada di keduanya: ber-IQ tinggi, pendiam dan cenderung emosional. Saya menyarankan agar dia mempertimbangkan kemabali masak-masak. Saya sendiri tidak bisa menahannya di sekolah yang sekarang, karena memang ia memiliki kemampuan di atas rata-rata dalam bidang tertentu. Ia perlu mencari sekolah yang beriklim kondusif bagi dirinya.

Sekolah tempat saya mengajar bukannya tidak bagus, kurang prestasidan berkualitas lulusan rendah, tetapi saya percaya, seperti kata kepala sekolah saya, setiap anak memiliki gaya belajarnya dan minatnya masing-masing. Anak akan berkembang bila ia berada dalam atmosfir yang tepat di sekolah yang tepat. Tidak sedikit siswa di sekolah saya yang berkembang dan berprestasi, namun bagi anak-anak tertentu tidak.

Pada intinya orang tua adalah pribadi yang bertanggung jawab untuk menolong perkembangan anaknya. Karena ia adalah titipan Tuhan. Orang tua harus senantiasa mencari kehendak Tuhan bagi anaknya. Agar rencanaNya terjadi pada diri anak tersebut.

"Parent, not School who is responsible to children's future"

Finally...

>> Friday, December 12, 2008

Fiuuhh, finally... akhirnya tiba juga hari jumat! semua nilai sudah masuk, tinggal diserahkan ke admin untuk diolah. perjalanan panjang memeriksa hasil ulangan, mengejar siswa yang belum ujian atau remedial, hingga mengisi daftar nilai selesai sudah. Thanks God...

Jam 10.30 tadi digelar juga acara pertemuan dengan orang tua siswa SMP kelas 9 yang akan masuk ke SMA. Inginnya sih mempresentasikan dan menginformasikan program dan pembelajaran di SMA. Sayangnya, peminatnya sedikit sekali. Kurang dari 10 orang yang hadir dari 50-an. Saya sangat mengapresiasi orang tua yang menyempatkan diri hadir, bahkan saya sangat respect dengan satu-satunya bapak yang hadir dalam presentasi tadi. Sangat jarang hari-hari ini melihat keterlibatan seorang ayah dalam pendidikan anaknya. Mungkin saya akan berbagi tentang fungsi ayah ini di kesempatan lain. Saya berharap saat anak saya sekolah nanti, saya akan menghadiri setiap pertemuan orang tua yang diadakan oleh sekolah. Karena saya merasakan sendiri persiapan yang telah dibuat oleh sang presenter tidaklah ringan. Sangat disayangkan respon orang tua yang kurang dari acara tadi.

Well, akhirnya bisa memikirkan lebih serius tentang liburan nih...
Tetangga ada yang ngajak jaan-jalan ke gunung bunder sabtu depan... Ini seperti sudah tradisi, setiap tahun memang para tetangga dan kami mengadakan acara liburan bareng. Seru...

See you again on Monday...

See You Tomorrow...

>> Wednesday, December 10, 2008

Maaf hari ini tidak bisa menulis terlalu banyak.... sibuk mengawas ujian, memeriksa hasil ulangan siswa dan rapat... So, see you tomorrow...

A Torchuring Time for Teacher

Sekarang tanggal 10, tujuh hari lagi libur natal dan akhir tahun...

Tapi sekarang saya tidak bias memikirkan terlalu banyak untuk itu. Tugas untuk memeriksa ujian terlalu menumpuk. Tiga kelas SMA dan satu kelas SMP, semuanya writing, jadi saya harus kerja ekstra keras untuk membaca semuanya. Belum lagi hasil remedial yang harus saya periksa... Dan memasukkan semuanya ke daftar nilai sebelum tanggal 11 untuk SMP (Besok!!!) dan 15 untuk SMA! Begitu menyiksa apabila mengingat saya bukan orang yang administratif atau biasa bekerja di belakan meja. It's killing my brain very much... God please help me...

Inilah salah satu tugas guru yang terberat setelah mengajar: memeriksa ulangan! Very time consuming. Tetapi tetap harus dilakukan secara professional. Saya tidak bisa berlama-lama di blog ini, saya harus bersiap-siap untuk maraton... God please help me...

Domestic Resposibility...

>> Friday, December 5, 2008

Kembali lagi! Setelah long weekend, badan bukan terasa segar, tetapi malah agak capek. Semalam tidak bisa tidur nyenyak gara-gara nyamuk jahanam yang datang ga habis-habis. Padahal kemarin sore habis meeting dari Karawang dan malamnya main badminton, rubber set, kalah lagi!

Niatnya sih memeriksa hasil ulangan siswa selama libur, kenyataannya dari empat kelas, cuma dapet dua. Waktunya habis untuk belanja ke pasar, bermain bersama anak, masak, nyuci baju, merapikan taman, dan semua tugas domestik...

Tantangan bagi guru pria yang sudah menikah ternyata berat juga. Berada di rumah tidak bisa bersantai. Jangankan untuk berleha-leha, untuk memeriksa ulangan siswa saja waktunya hampir tidak ada! Untung istri saya pengertian, saya masih punya sedikit waktu tidur siang di hari minggu. Imbalannya lumayan: tenaga ekstra untuk merapikan taman di hari Senin!

Tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas-tugas di kantor yang belum tuntas ternyata tidak bisa dijadikan alasan untuk berkelit dari tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas-tugas di rumah. Saya akan menjadi orang yang egois jika mencuri waktu bersama keluarga, walaupun untuk menyelesaikan tugas kantor, yang notabene adalah kewajiban saya. Akhirnya saya mencuri waktu di malam hari setelah istri dan anak saya tidur... Keluarga adalah prioritas!

Final Exam...

Para siswa sedang menjalani Ujian Akhir Semester. Semua belajar. Saat mereka lalu lalang di selasar, tidak ada yang tidak membawa buku, kertas atau benda sejenis. Bahkan di kantin mereka tidak henti-hentinya berdiskusi tentang pelajaran yang akan diujikan atau membahas ujian yang baru saja mereka jalani.

Hal ini merupakan fenomena yang umum terjadi saat musim ujian berlangsung. Semua mempersiapkan diri. Semua mendiskusikan ujian sebelumnya. Terkadang terdengar penyesalan atas jawaban-jawaban yang salah atau sorak gembira atas jawaban-jawaban yang benar.

Namun, seringkali kehidupan mengajarkan hal yang lain. Ujian kehidupan datang seringkali tanpa pemberitahuan, tanpa persiapan dan seringkali berujung pada penyesalan, keluh kesah atau persungutan. Jarang sekali ditemukan sorak gembira saat ujian telah dilewati, hal yang paling bisa dilakukan hanyalah bersyukur atau pasrah. Ini hal yang umumnya terjadi dalam keseharian.

Memang seharusnya lembaga pendidikan memikirkan hal ini. Hal apa yang perlu mereka berikan pada siswa, agar mereka setidaknya dibekali tentang pengelolaan ujian kehidupan yang seringkali datang tak terduga.

"Life would never be exciting without problems, they told us who we really are and on what we hold to"

Questions About God

>> Thursday, December 4, 2008

Ini adalah tulisan yang saya buat sebagai tugas akhir dari Workshop Foundation of Christian Education di UPH Karawachi, Juni 2007

“God is not real! He is not exist!”, begitulah komentar siswa saya setelah saya menyatakan bahwa Tuhanlah yang menciptakan manusia. Ia adalah seorang anak perempuan berusia 12 tahun. Lahir dari sebuah keluarga keturunan Korea yang – menurut saya – ateis. Pertanyaan itu tiba-tiba saja muncul di tengah-tengah kami sedang mencari contoh penggunaan kata “create” dalam sebuah kalimat. Dalam percakapan selama kurang lebih satu jam itu saya berusaha meyakinkannya dengan apa yang ssaya percayai: bahwa Tuhan itu ada dan nyata. Saya juga berusaha sebisa saya menjawab pertanyaannya yang lain: kalau Tuhan itu penuh kasih, mengapa Ia masih membiarkan kejahatan dimana-mana? Dan kalau Tuhan menciptakan manusia, siapakah yang menciptakan Tuhan? Terus terang pengetahuan saya tentang hal ini sangat terbatas. Bermodalkan pengetahuan buku yang belum habis saya baca dan beberapa seminar serta kotbah yang saya ikuti, saya memakai kesempatan itu untuk menyatakan apa yang saya percayai. Saya juga berusaha menjawab pertanyaannya dan memberikan pembelaan iman saya sebisa mungkin dan dengan pertolongan hikmat dari Roh Kudus , berikut ini adalah cuplikan kisah yang terjadi sore itu.

Pertama, saya katakana dengan tegas kepadanya: saya percaya Tuhan itu nyata dan Dia ada. Tetapi sepertinya dia membutuhkan penjelasan yang lebih logis dan rinci. tiba-tiba Tuhan berikan saya hikmat. Saya memintanya menyebutkan seorang terkenal yang dia ketahui. Dia menyebutkan Abraham Lincoln. Saya memintanya bercerita tentang siapakah dia dan bagaimana dia mengetahui bahwa Lincoln itu pernah ada dalam sejarah manusia. Dia memberikan penjelasan dengan semangat, dan saya mendengarkannya dengan seksama sambil mengajukan beberapa pertanyaan sekedar untuk meyakinkan bahwa dia memang mengetahui siapa Lincoln itu. Setelah ia selesai dengan penjelasannya, dengan satu pernyataan tegas saya katakana, “Saya tidak percaya bahwa dia ada!”. Dia cukup terkejut dan bertanya bagaimana saya bias tidak mempercayai keberadaan Lincoln. Sedangkan dia adalah orang terkenal. Saya pun akhirnya bertanya balik, bagaimana dia bisa tidak mempercayai keberadaan Tuhan., sedangkan Dia begitu nyata. Dia hanya terdiam dan terlihat berpikir. Pertanyaannya bukalah apakah Tuhan itu ada atau apakah Tuhan itu nyata, tetapi apakah kamu percaya bahwa Tuhan itu ada dan nyata. Saya mengatakan, saya sebenarnya tahu siapa itu Lincoln, tetapi seandainya saya tidak percaya Lincoln itu ada, dia tetap ada dalam sejarah. “Maka dari itu walaupun kamu tidak percaya Tuhan itu ada dan nyata, Dia tetap ada!”, demikian tandas saya. Dia agak sedikit berpikir, lalu bertanya, apa bukti Dia ada? Saya menjelaskan bahwa Allah telah memberikan pewahyuan tentang keberadaanNya melalui berbagai hal, diantaranya adalah alam semesta, alkitab dan dalam diri Kristus. Dan semua bukti itu kita percayai dengan iman yang juga Tuhan anugrahkan. Saya menganggap dia bias menerima jawaban saya ini karena dia segera beralih ke pertanyaan berikutnya.

Selanjutnya dia juga bertanya, kalau memang ada Tuhan, apakah Dia baik? Saya jawab tentu saja Dia baik. Lalu mengapa ada kejahatan dan kemiskinan di-mana-mana? Saya cukup tertegun dengan pertanyaan ini. Terus terang, kemampuan saya untuk menjelaskan pertanyaan ini sangat terbatas. Saya percaya Tuahn itu baik dan saya tahu Tuhan mengijinkan kejahatan itu terjadi karena manusia telah jatuh dalam dosa, tetapi saya tetap tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk menjelaskannya. Saya memilih meminta dia menjelaskan sedikit tentang ketidak mengertiannya sambil saya mengambil waktu sedikit untuk berpikir. Setelah cukup waktu, saya pun berusaha menjawabnya. Tuhan adalah Tuhan yang baik, tetapi Dia juga Tuhan yang penuh kuasa. KasihNya dan KuasaNya semua ada di dalam diriNya. Dia adalah Tuhan yang baik dan juga adil. Saya memberikan ilustrasi kepadanya, “Bila ayahmu – yang kamu tahu bahwa dia baik – memintamu untuk segera mandi, tetapi kamu lebih memilih untuk mengambil waktu sejenak untuk bermain games di komputer dan karenanya kamu dihukum oleh ayahmu; apakah kamu menderita karena hukuman itu atau karena pilihanmu?”. Dia menjawab, “karena hukuman itu”. “Betul!”, jawab saya, “Tetapi hukuman itu berasal dari ketidaktaanmu untuk melakukan perintah ayahmu. Kamu memilih untuk tidak taat dan mementingkan kesenanganmu dulu. Tuhan adalah tetap Tuhan yang penuh kasih dan kuasa hingga hari ini, tetapi kita, manusia cenderung untuk memilih kepentingan kita, bukan memilih Dia!”. “Tuhan memberikan hujan baik kepada orang miskin maupun kaya, Dia mendatangkan panas baik kepada orang baik maupun jahat. Dia adalah Tuhan yang adil” tambah saya. Saya tidak bisa menambahkan jawaban lebih jauh, setelah saya renungkan tentang hal ini, saya berpikir saya harus mengambil waktu untuk mencari jawabannya. Dia tidak bertanya lebih lanjut menganai topic ini tapi dia memberikan pertanyaan lanjutan.

Jika manusia memang benar diciptakan Tuhan, lalu siapakah yang menciptakan Tuhan? Terus terang saya sangat terkagum-kagum dengan kekritisan anak ini. Saya percaya bukan kebetulan saya menjadi gurunya, tetapi Tuhan memang telah menetapkan rencana yang indah bagi anak ini dan juga bagi saya. Saya bersyukur kepada Tuhan karena Dia telah memebrikan saya kesempatan untuk bersaksi kepada anak ini. Kembali lagi kepada pertanyaan anak tersebut, pertanyaannya mengingatkan saya pada ilustrasi yang digunakan oleh Nash dalam bukunya yang belum selesai saya baca. Ada sebuah deretan kartu domino yang sangat panjang, pada saat kita lahir, deretan kartu domino itu sedang berjatuhan dan sampai kita mati kartu itu masih belum selesai mencapai ujung akhirnya. Bila kita bertanya pada orang tertentu tentang apakah ada kartu domino pertama yang jatuh sehingga mengakibatkan deretan kartu ini turut berjatuhan; tentu saja secara akal sehat orang tersebut akan menjawab ya. Pasti ada kartu domino pertama yang menyebabkan semua deretan kartu domino ini berjatuhan. Saya menjelaskan ilustrasi ini pada anak usia SD ini, dan dia mengangguk-angguk. Saya menambahkan, bila dunia atau kehidupan ini telah berjalan hingga saat ini, pastilah adalah awal yang mengakibatkan semuanya ini terjadi. Sang Penyebab Pertama ini telah ada dari mulanya dan Dialah yang menyebabkan segala sesuatnya ada. Saya percaya Sang Penyebab Pertama itu adalah Tuhan. Deretan pertanyaan anak ini berhenti sampai di situ, karena waktu belajar kami telah habis.

Pendeknya, melalui kejadian ini, saya percaya bahwa Tuhan itu ada, penuh kasih juga kuasa dan Dialah Penyebab Pertama dalam kehidupan ini. Melalui pembicaraaan saya dengan anak itu, Tuhan mengingatkan saya akan betapa terbatasnya pengetahuan saya untuk menjelaskan dan menjawab pertanyaan anak itu. Hal ini memicu saya untuk dapat belajar lebih lagi dalam mengiring Tuhan setiap hari. Terlebih lagi dengan terus merenungkan Firman, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan saya sehari-hari. Saya juga berharap kiranya Tuhan terus memberikan saya kesempatan untuk dapat menjadi garam dan terangNya di ruang-ruang kelas dimana saya bekerja. Adakah pertanyaan tentang Tuhan lainnya anakku?

Never Stop Trying...

Pusiiinggg!!!

Saya harap pembaca maklum, sebenarnya dari kemarin hingga hari ini saya berusaha untuk mengganti template blog saya. SAya sudah berusaha mencari template terbaik dari mesin pencari, tetapi tidak ada yang cocok. Ada sih, sebenarnya yang keren tapi waktu diganti, semua jadi hancur tidak karuan. So, terpaksa back to basic...

Tapi saya tidak menyerah. Saya akan mencoba lagi nanti...

"Pemenang bukanlah mereka yang tidak pernah gagal, tetapi mereka yang tidak pernah berhenti mencoba" - Ed Cole.

Change the Lyrics...

>> Tuesday, December 2, 2008

"Lirik Himne Guru Berubah", itulah judul artikel dari Kompas, 24 November 2008 lalu.

Pada intinya berita itu menyatakan bahwa lirik terakhir Himne Guru berubah dari Pahlawan tanpa tanda jasa menjadi Pahlawan pembangun insan cendekia. Hal ini dilatar belakangi oleh danya sertifikasi guru dan tunjangan profesi bagi guru yang telah lolos.

”Selama ini, pahlawan tanpa tanda jasa itu terkesan guru disuruh sengsara terus. Dengan adanya sertifikasi guru, maka guru sekarang adalah tenaga profesional yang harus mendapat imbalan secara profesional juga,” ujar Sugito, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tunjangan atau imbalan dari guru memang satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Sebagai guru dengan pekerjaannya yang mulia, yaitu mendidik generasi muda bangsa, selama ini diperlakukan berbeda dengan pekerja lainnya, misalnya pekerja kantoran atau profesi lainnya. Tunjangan ini haruslah di sambut dengan gembira dan perubahan lirik lagu tersebut tentunya sejalan dengan latar belakan pemikiran seperti itu.

Namun demikian, ini adalah kontras yang terjadi di lapangan mengenai hubungan guru dan uang yang saya temui dilingkungan pekerjaan saya...

Saat itu saya diminta untuk mengikuti rapat kepala sekolah bersama kepala sekolah saya. Kami berangkat menggunakan mobil kantor, kijang kapsul. Tiba di tempat tujuan, telah berjajar mobil-mobil para kepala sekolah yang kebanyakan dari sekolah negeri: honda jazz, avanza, escudo, innova, dll. Saya tadinya berpikir semua itu adalah mobil milik sekolah, ternyata saya tahu belakangan, itu adalah mobil pribadi! Saat itu pimpinan saya menggunakan handphone yang senada dengan saya: layar monochrome dan nada monophonic. Sedangkan sebagian mereka ber-communicator.

Parahnya lagi salah satu agenda dalam rapat itu adalah secara terang-terangan memutuskan jumlah uang yang akan didapat oleh masing-masing kepsek dari hasil penyelenggaraan UN. Seingat saya jumlahnya tidak lebih dari Rp 10.000 per murid. Bayangkan! Bila satu sekolah negeri memiliki siswa peserta UN sejumlah 400 orang saja, maka jumlah uang yang masuk ke kantong mereka tidak kurang dari 4.000.000 per tahun hanya dari penyelenggaraan UN! Tidak heran mereka memiliki mobil bagus dan handphone mewah.

Kami sendiri telah mengambil kebijakan tidak ikut-ikutan dalam pemungutan biaya UN. Semua biaya untuk penyelenggaraan UN ditanggung oleh sekolah.

Ini baru sebagian kecil cerita mengenai kepseknya. Sedangkan guru, sudah menjadi rahasia umum mereka menerima uang 'hibah' dari penjualan buku sebesar 30%. Jika harga satu buku Rp 30.000, maka untuk setiap buku yang terjual mereka mendapatkan Rp 9.000, dikalikan dengan jumlah siswa katakanlah 300 orang, maka di awal tahun ajaran mereka memanen Rp 2.700.000. Cerita lain lagi datang dari rekan saya guru olah raga. Saat diadakan pelajaran berenang, guru menggiring siswa ke kolam renang terdekat. masing-masing dipungut biaya yang tertera di loket, katakanlah Rp 10.000. Padahal kolam renang memiliki kebijakan untuk pelanggan rombongan, katakanlah diskon 50%. Maka untuk setiap kepala, guru mengantongi Rp 5.000 dikalikan jumlah siswa, misalnya 300 orang. Sang guru mendapat 'bonus' Rp 1.500.000 setiap satu kali membawa anaknya ke kolam renang.

Ini semua adalah kisah-kisah yang kebenaranya tidak dapat saya buktikan. Saya bukan anggota KPK, semuanya saya serap dari indera pendegaran dan pengelihatan saja, bahwa ada oknum-oknum guru dan kepsek yang berperilaku menyimpang. Seharusnya mereka menjadi teladan, bahkan menjadi pahlawan; tetapi yang mereka lakukan adalah menjadi lintah dan penipu.

Saya berharap dengan adanya tunjangan ini, lagu hymne guru dapat terus terjaga integritasnya. Dan para oknum-oknum tersebut tidak lagi melakukan hal yang sama... Semoga...

"You may change the lyrics, but you cann't change the historic's"

The Joy of Teaching...

>> Monday, December 1, 2008

Sebelum memasuki tahun ajaran baru, saya mengikuti training-training dan rapat-rapat yang diselenggarakan oleh sekolah. Training dan rapat itu sepertinya tak habis-habis, padahal berlangsung selama 2-3 minggu. Setelah itu dilanjutkan dengan persiapan di unit masing-masing: mempersiapkan lesson plan, menata ruang kelas, menyiapkan acara hari pertama sekolah, dll.

Sejak detik pertama di hari pertama sekolah, perjalanan panjang dimulai untuk satu semester. Mempersiapkan rencana pengajaran, mengajar, menyiapkan latihan, membuat soal ulangan, memeriksa hasil ulangan siswa, memasukkan nilai ke daftar nilai serta serangkaian aktifitas tambahan seperti menyiapkan kegiatan siswa, membuat budget kegiatan, mengawasi pelaksanaan kegiatan dan membuat laporan kegiatan; semua itu terus berputar silih berganti sepanjang tahun. Sesekali ada tugas tambahan untuk mengkonseling siswa bermasalah, membantu memberi masukan untuk kebijakan sekolah dan mengadakan rapat-rapat rutin. Hal ini terus berlangsung sepanjang tahun dan terus kembali berlangung di tahun berikutnya dan di tahun berikutnya dan terus dan terus....

Itu semua adalah sisi aktifitasnya...

Dalam hal emosional, seluruh rangkaian pekerjaan itu membawa emosi saya naik turun seperti roller coaster. Bahkan mungkin lebhi banyak di naiknya dari pada turunnya. Semua di pacu oleh waktu, seringkali harus sedikit terburu-buru. Terkadang harus menyesuaikan langkah dengan teman-teman seprofesi, agar tidak terlalu cepat atau sebaliknya, tertinggal jauh. Repot memang. Malangnya, di atas semua pekerjaan yang super ribet itu dan karena siswa tidak mengetahui apa yang terjadi di balik 'dapur', ada saja kejadian atau siswa yang mendatangkan tekanan darah tinggi. Mulai dari mesin fotokopi yang tidak berfungsi, pemadaman listrik bergilir, tinta printer habis, siswa lupa mengerjakan tugasnya, perilaku yang tidak menunjukkan sopan santun, dicela murid, dsb.

Semua kerumitan, keruwetan, keribetan, kepusingan, kebingungan, kemarahan, kegentaran, kekuatiran dan keletihan akibat semua pekerjaan itu tidaklah mengurangi sukacita saya sebagai guru. Seandainya saya tidak melakukan itu semua atau bahkan saya tidak menjadi guru, saya akan jauh lebih menderita. Saya senang menempuh semuanya itu, karena saya terpanggil untuk itu. dimana ada panggilan di sana tersedia kekuatan. Saya mencintai panggilan ini. Saya rela berkorban atas apa yang saya cintai. Saya berharap padaNya, agar saya dapat terus diberi kekuatan untuk mencintai panggilan ini.

"The joy of teaching doesn't come from what we do as teacher, but from the understanding of our calling."

Trying to Explain the Crisis - Part #2

Lehman Brothers dan institusi sejenisnya diduga menjadi penyebab krisis di Amerika Serikat, yang terkenal dengan Subprime Mortgage, dan yang juga menyebar ke hampir seluruh dunia. Apa yang sebenarnya mereka lakukan?

Lembaga Keuangan (LK) di Amerika memberikan fasilitas kredit perumahan rakyat (KPR) seperti yang dilakukan di indonesia. Pada saat persaingan antar Lembaga keuangan ini semakin ketat, Lehman brothers dkk berusaha memikirkan cara yang lebih baik lagi untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Akhirnya mereka meluncurkan program subprime mortgage, yang khususnya sangat disukai oleh kalangan pekerja kelas menengah. Kira-kira begini gambarannya:

Mr. A memiliki keinginan untuk membeli rumah, setelah ia menjatuhkan pilihannya, ia mengajukan permohonan pada LK untuk mendapat fasilitas KPR. Singkat cerita, Mr. A kini memiliki sebuah rumah dengan cara mencicil. Nah, pada proses pencicilan rumahnya, ia dihubungi oleh LK tersebut kembali dan LK itu menawarkan fasilitas KPr untuk rumah kedua dengan jaminan rumah pertama (yang belum lunas!). Tentu saja MR. A sangat tergiur dengan tawaran ini. Singkat cerita, katakanlah ia menyetujui tawaran ini dan ia kini mencicil untuk dua rumah. Beberapa waktu kemudian LK yang sama/berbeda kembali menawarkan KPR untuk rumah ketiga dengan jaminan rumah pertama/kedua. Mr. A kembali berpikir, ini luar biasa! dalam waktu kurang dari setahun ia bisa memiliki beberapa rumah. Sekali lagi ia mengatakan 'ya' pada tawaran tersebut. Dan hal ini bisa berlanjut pada rumah keempat, kelima dan seterusnya...

Di sisi lain sang LK menganggap hal ini adalah sebuah prestasi besar. Dengan jutaan orang yang memanfaatkan program Subprime Mortage ini, perusahaan properti sangat bergairah dan meningkatkan modal untuk menjawab permintaan pasar yang tinggi. Pasar properti yang 'bertumbuh pesat' menandakan kemajuan ekonomi negara. Para LK ini bahkan membuat proposal dan meminta negara-negara lain untuk berinvestasi pada LK mereka. Herannya, proposal mereka sangat disambut baik oleh negara-negara itu.

Para eksekutif LK pun berbangga diri karena keberhasilan mereka menjual 'produk' KPR mereka ini. Sehingga mereka menggajar diri mereka sendiri dengan bonus jutaan dollar dari kas perusahaan.

Sayangnya, LK yang terus mengucurkan KPR itu tidak memperhitungkan resikonya dengan matang. Pada saat itu harga minyak terus melambung tinggi diatas US$ 100 yang mengakibatkan harga barang konsumsi juga naik. Di satu titik, karena masalah kebutuhan hidup yang meningkat, para debitur ini mengalami masalah keuangan. Para pekerja kelas menengah mulai melepas satu demi satu rumah mereka, karena tidak sanggup membiayai cicilan rumah yang terlalu banyak dan mereka harus memenuhi kebutuhan pokok. Mereka berpikir mengurangi satu rumah saja, lalu dua, lalu tiga, sampai akhirnya, rumah pertama (primer) mereka pun tidak sanggup mereka biayai.

Ini adalah bencana besar bagi LK yang menjadi kreditur. Mereka telah menggeluarkan modal begitu banyak untuk membayarkan rumah-rumah itu kepada para developer rumah. Bahkan mereka meminjam dana untuk memodali 'ide besar' mereka ini ke LK yang lebih besar. Kini mereka tidak memiliki uang sama sekali, yang ada hanyalah rumah demi rumah yang ditinggalkan oleh Mr. A, dkk.

Sekarang para LK ini memiliki hutang yang sangat besar. Karena semua LK ini tercatat di bursa saham, para investor mulai menarik dananya, karena takut ikut merugi. Hal ini akhirnya berdampak tidak hanya pada saham-saham LK, tetapi juga perusahaan-perusaahaan yang tidak terkait dengan LK dan properti. Permintaan akan dana cair meningkat, harga minyak dunia turun dan harga kebutuhan pokok semakin meningkat. Negara-negara lain pun terkena imbasnya, karena modal yang mereka tanamankan kini lenyap tak berbekas.

Problem dalam Subprime Mortgage ini menjadi pemicu dari efek domino resesi di Amerika dan dunia. Seluruh negara dan LK di dunia yang turut serta dalam investasi di AS merugi, bahkan kehilangan dana mereka. Kini pemerintah AS kebakaran jenggot untuk menjaga stabilitas ekonomi negaranya supaya tidak menjadi lebih parah dengan mengeluarkan bantuan sebesar 700 miliar US dollar (atau lebih dari 7.000.000.000.000.000 rupiah!)

Lehman Brothers, dkk kini dinyatakan bangkrut dan secara tidak langsung membangkrutkan banyak orang dan perusahaan lainnya di AS dan dunia.

Keserakahan mengakibatkan bencana!

Steal, Lie and Cheat: Recent Survey...

"In the past year, 30 percent of U.S. high school students have stolen from a store and 64 percent have cheated on a test, according to a new, large-scale survey suggesting that Americans are too apathetic about ethical standards."

Ini adalah sebagian artikel yang saya kutip dari Yahoo!News (http://news.yahoo.com/s/ap/20081130/ap_on_re_us/students_dishonesty;_ylt=Au1CX3tW.4uI8z43grHdHocDW7oF), yang menyatakan bahwa siswa SMA di Amerika Serikat hampir sepertiganya pernah mencuri dari sebuath toko dan hampir dua pertiga pernah menyontek saat ujian. Survey ini menyimpulkan bahwa orang amerika sangat apatis terhadap standar-standar etika.

berikut ini adalah hasil lebih lanjut:

"Cheating in school is rampant and getting worse. Sixty-four percent of students cheated on a test in the past year and 38 percent did so two or more times, up from 60 percent and 35 percent in a 2006 survey.

Thirty-six percent said they used the Internet to plagiarize an assignment, up from 33 percent in 2004.

Forty-two percent said they sometimes lie to save money — 49 percent of the boys and 36 percent of the girls."

Hal ini tidak terlalu mengejutkan bagi saya, ini hanya mengkonfirmasi apa yang sudah tertulis di Kitab Suci hampir 2000 tahun yang lalu:

Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.

Mencuri, berbohong dan menyontek berakar pada satu hal: Mencintai dirinya sendiri. Mereka yang melakukannya tidak lagi mempedulikan milik orang lain, hak-hak orang lain dan perasaan orang lain. Bagi mereka semua aktifitas itu adalah puncak dari pembuktian diri, bahwa mereka adalah anggota dari para pencinta diri sendiri, hedonis sejati dan pembangkang etika/hukum.

Dimanakah para guru mereka berada? Apa sebenarnya mereka ajarkan pada muridnya? Ini adalah pertanyaan bagi diri saya juga.

Trying to Explain the Crisis - PART #1

>> Friday, November 28, 2008

Jaman dulu emas adalah alat penukar dan harta riil yang paling banyak dimanfaatkan. Tapi mengingat emas itu harus ditempatkan di tempat yang rahasia agar tidak tercuri, sang pemilik emas kebingungan untuk mencari tempat terbaik untuk menyembunyikannya. Maka akhirnya, adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan kekuasaan tertentu menawarkan diri untuk menyimpan emas mereka dengan sejumlah biaya tertentu dan sebagai bukti kepemilikan emas, para pemilik diberikan secarik kertas Bukti Kepemilikan Emas, sekarang sebut saja namanya BKE.

Nah, dengan BKE, para pemilik emas tidak perlu membawa emasnya untuk kebutuhan jual beli. Cukup dengan menunjukkan kertas BKE, maka transaksi terjadi. Kapanpun sang pemilik kertas itu ingin melihat dan membawa emasnya, ia dapat melakukannya sesuai keinginannya. Namun biasaya, para pemilik emas sangat jarang meninjau emasnya kembali. Bahkan terkadang setalah BKE berpindah tangan, karena sebuah transkasi, sang pemilik BKE baru jarang meninjau emasnya. Hal ini terjadi karena saking percaya orang tersebut pada rekan bisnisnya dan reputasi dari sang penjamin/penjaga emas.

Seiring dengan waktu, transaksi dengan kertas BKE semakin populer dan sang penjamin emas semakin banyak pelanggannya. Di saat seperti ini, sang penjamin emas mulai berpikir lebih maju (tepatnya lebih serakah). Begini kira-kira pemikirannya:

"Saya mempunyai setumpuk emas di gudang saya, kira-kira 10kg. Tapi setiap bulan saya cuma menerima bayaran 1 gr emas untuk menjaga emas-emas ini. Saya tidak bisa hanya memiliki bisnis ini saja untuk hidup, saya ingin juga mengembangakan bisnis lainnya untuk bisa lebih kaya. Saya kan berkuasa untuk membuat BKE. Kalau saya membuat BKE baru sebesar 10kg (emasnya tidak ada, hanya kertasnya saja) pasti tidak ada yang tahu. Para pemilik emas sangat jarang meminta emasnya dikeluarkan koq, mereka paling cuma meilhat saja, apakah emasnya ada di gudang atau tidak. Saya akan berusaha menghasilkan 1 kg emas setiap bulannya, sehingga di bulan kesepuluh emasnya akan ada sesuai dengan BKE, dan di bulan kesebelas saya akan menuai untung 1 kg per bulannya. Saya cerdas sekali bukan?"

Perhatikan modus atau cara operasi dari sang penjamin ini. Dengan kata lain, ia telah melakukan kecurangan, yaitu dengan membuat cek kosong: kertas BKE tanpa emas, dan menjalankan bisnisnya dengan BKE tanpa emas itu!

Berikutnya, sebut saja dia berhasil memperoleh 1kg emas per bulan dengan BKE kosongnya itu. Dan BKE (kosong)-nya itu telah berpindah tangan beberapa kali. Namun sebelum bulan kesepuluh, misalnya bulan ke lima, usahanya gagal oleh karena sesuatu hal dan di saat yang sama semua pemilik BKE sejati ingin mengambil emasnya (rush)... apakah kira-kira yang terjadi?

10 kg emas di gudang tandas semuanya, tetapi masih ada orang yang memegang BKE belum mendapatkan emasnya. Padahal mereka berhak memiliki emasnya, karena mereka memiliki BKE asli dan sah dari sang penjamin.

Inilah yang dinamakan krisis ekonomi! Para pemilik BKE kosong hanya bisa gigit jari, karena terlambat mencairkan BKE-nya, BKE-nya tidak lebih dari selembar kertas rombeng untuk bermain kapal-kapalan anak-anak. Para korban ini terpaksa harus menjual apa yang dimilikinya saat itu dan memberhentikan para karyawan di perusahaanya, demi membiayai kebutuhan primernya (dan mungkin juga hutang-hutangnya).

Sedangkan sang penjamin (penipu) itu mungkin sudah kabur atau mati dibunuh...


(note: dirangkum dari berbagai sumber)

Who are their teachers...?

>> Thursday, November 27, 2008

Krisis ekonomi dunia yang bersumber di AS, pembunuhan dan teror di Mumbai, rentetan kasus mutilasi di Indonesia, kasus susu bermelamin yang mengorbankan ribuan anak di China, perompakan di wilayah laut oleh bajak laut asal Somalia, pembangkangan rakyat Thailand terhadap perdana mentrinya, dll

Sya hanya berpikir... Siapa sih guru dari para pelaku masalah itu? gurunya ngajarin apa? gurunya berikan teladan apa? atau mereka memang tidak pernah sekolah?

ngeri sekali membayangkan klo ada salah satu murid saya yang saya ajar menjadi trouble maker for the world and human kind...

Another News Flash...

>> Wednesday, November 26, 2008

Hari ini belum ada yang menarik...

Ada dua kelas yang menempuh ujian berbicara (speaking) hari ini. mereka semua telah memeprsiapkan diri dengan baik. Saya kagum denagn usaha mereka.

...

News Flash...

Another day begin...

Masih belum ada tindakan yang akan diberikan pada siswa itu, saya menunggu keputusan kepala sekolah.
___

Kemarin siang saya bertemu dengan perwakilan guru TK dan SD. Kami membicarakan persiapan kegiatan Book Week tahun depan. Very complicated! karena acara ini melibatkan seluruh departemen, dari TK hingga SMA. Syukur pada Tuhan mereka antusias melibatkan diri dalam acara ini, mengingat saya 'ditunjuk' oleh pimpinan saya untuk merumuskan dan melaksanakan acara tersebut. Jadi hati agak berdebar-debar, apakah saya bisa melakukannya...

"Gift for responsible people is bigger responsibility" Hukum ini selalu saya jumpai dalam kehidupan saya...
___

Saya sedang mempersiapkan siswa saya kelas 9 yang akan mempresentasikan cerita mereka (story telling). Well... that's it for now...

Teaching vs Working on papers

>> Tuesday, November 25, 2008

Good morning...!

Hari ini jam mengajar saya paling pendek, hanya dua jam saja. Sangat kontras kalau dibandingkan dengan kemarin, delapan jam berturut-turut dari 10 jam yang tersedia(1 jam=45menit).

Walau begitu, hari ini saya tetap sibuk... di sebelah kiri meja saya sudah menunggu setumpuk pekerjaan yang belum terselesaikan: memeriksa hasil ulangan, memasukkan nilai, membuat analisa hasil belajar, mempersiapkan remedial dan... menyiapkan rapat buat nanti siang. Fiuuh!!! lebih baik saya mengajar 10 jam dari pada harus berkutat dengan paperworks ini!

tapi sekali lagi, ini adalah tanggung jawab saya. Saya harus mengerjakannya dengan penuh tanggung jawab dan suka hati. (although its veeeery tough for me!)

Ayo semangat!!!

Pada Mulanya...

>> Monday, November 24, 2008

"My brethren, let not many of you become teachers, knowing that we shall receive a stricter judgment. For we all stumble in many things. If anyone does not stumble in word, he [is] a perfect man, able also to bridle the whole body." (NKJV)

"Don't be in any rush to become a teacher, my friends. Teaching is highly responsible work. Teachers are held to the strictest standards. And none of us is perfectly qualified. We get it wrong nearly every time we open our mouths. If you could find someone whose speech was perfectly true, you'd have a perfect person, in perfect control of life." (TMBV)


"Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya." (LAI)

Kalimat ini saya ambil dari kitab suci, sangat provokatif dan mengerikan. Tentu saja bila kalimat ini diucapkan atau ditulis oleh salah seorang dari Anda ataupun oleh seorang teman saya, hal yang paling mungkin saya lakukan adalah tersenyum kecil dan berkata dalam hati saya, ini orang kurang ajar, apa dia ga tahu gue ini guru!

Tapi karena kalimat ini tertulis di dalam kitab suci, saya cukup ngeri juga membacanya. tidak ada lagi argumen yang saya bisa buat. Celakanya, saat saya memutuskan untuk mengambil kuliah di FKIP dulu, saya tidak merenungkan kalimat ini dengan seksama, bahkan setelah jadi guru pun saya tidak menghiraukannya...

well, this is it...
saya sekarang sudah kadung menjadi guru, artinya saya termasuk hitungan orang-orang yang nekat dengan pilihan hidup saya. Saya masih bayak bersalah dalam perkataan saya dan saya pikir saya tidak bisa menyebut diri saya orang yang sempurna, baik dalam hidup saya ataupun perkataan saya. Jadi bagaimana? apakah saya harus berhenti menjadi guru? PErtanyaan sulit, karena selain mengajar adalah panggilan hidup, bidang ini juga adalah tempat saya mencari nafkah bagi istri dan anak saya.

Syukur kepada Tuhan, dalam bagian lain kitab suci yang sama, saya menemukan jawaban atas kekuatiran saya sebagai guru. Saya tidak akan memaparkan jawaban itu sekarang, saya berharap Anda tetap mengikuti catatan-catatan saya ini dan menyimpulkan jawabannya sendiri...

Inilah catatan-catatan kesalahan dan ketidaksempurnaan saya salama saya menjalani panggilan hidup sebagai guru. Saya berharap Anda dapat mengabil pelajaran yang berharga di blog ini, sehingga Anda bisa belajar untuk menjadi orang yang sempurna dalam perkataan Anda dan hidup Anda...