WELCOME! Salam Sejahtera! Senang sekali mendapat kunjungan dari Anda. Berikan komentar Anda di akhir setiap posting (klik link: write your comment here!), komentar Anda sangat berharga bagi saya. Terima Kasih. Please Enjoy...

HOT Search

HOT Translate

Trying to Explain the Crisis - PART #1

>> Friday, November 28, 2008

Jaman dulu emas adalah alat penukar dan harta riil yang paling banyak dimanfaatkan. Tapi mengingat emas itu harus ditempatkan di tempat yang rahasia agar tidak tercuri, sang pemilik emas kebingungan untuk mencari tempat terbaik untuk menyembunyikannya. Maka akhirnya, adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan kekuasaan tertentu menawarkan diri untuk menyimpan emas mereka dengan sejumlah biaya tertentu dan sebagai bukti kepemilikan emas, para pemilik diberikan secarik kertas Bukti Kepemilikan Emas, sekarang sebut saja namanya BKE.

Nah, dengan BKE, para pemilik emas tidak perlu membawa emasnya untuk kebutuhan jual beli. Cukup dengan menunjukkan kertas BKE, maka transaksi terjadi. Kapanpun sang pemilik kertas itu ingin melihat dan membawa emasnya, ia dapat melakukannya sesuai keinginannya. Namun biasaya, para pemilik emas sangat jarang meninjau emasnya kembali. Bahkan terkadang setalah BKE berpindah tangan, karena sebuah transkasi, sang pemilik BKE baru jarang meninjau emasnya. Hal ini terjadi karena saking percaya orang tersebut pada rekan bisnisnya dan reputasi dari sang penjamin/penjaga emas.

Seiring dengan waktu, transaksi dengan kertas BKE semakin populer dan sang penjamin emas semakin banyak pelanggannya. Di saat seperti ini, sang penjamin emas mulai berpikir lebih maju (tepatnya lebih serakah). Begini kira-kira pemikirannya:

"Saya mempunyai setumpuk emas di gudang saya, kira-kira 10kg. Tapi setiap bulan saya cuma menerima bayaran 1 gr emas untuk menjaga emas-emas ini. Saya tidak bisa hanya memiliki bisnis ini saja untuk hidup, saya ingin juga mengembangakan bisnis lainnya untuk bisa lebih kaya. Saya kan berkuasa untuk membuat BKE. Kalau saya membuat BKE baru sebesar 10kg (emasnya tidak ada, hanya kertasnya saja) pasti tidak ada yang tahu. Para pemilik emas sangat jarang meminta emasnya dikeluarkan koq, mereka paling cuma meilhat saja, apakah emasnya ada di gudang atau tidak. Saya akan berusaha menghasilkan 1 kg emas setiap bulannya, sehingga di bulan kesepuluh emasnya akan ada sesuai dengan BKE, dan di bulan kesebelas saya akan menuai untung 1 kg per bulannya. Saya cerdas sekali bukan?"

Perhatikan modus atau cara operasi dari sang penjamin ini. Dengan kata lain, ia telah melakukan kecurangan, yaitu dengan membuat cek kosong: kertas BKE tanpa emas, dan menjalankan bisnisnya dengan BKE tanpa emas itu!

Berikutnya, sebut saja dia berhasil memperoleh 1kg emas per bulan dengan BKE kosongnya itu. Dan BKE (kosong)-nya itu telah berpindah tangan beberapa kali. Namun sebelum bulan kesepuluh, misalnya bulan ke lima, usahanya gagal oleh karena sesuatu hal dan di saat yang sama semua pemilik BKE sejati ingin mengambil emasnya (rush)... apakah kira-kira yang terjadi?

10 kg emas di gudang tandas semuanya, tetapi masih ada orang yang memegang BKE belum mendapatkan emasnya. Padahal mereka berhak memiliki emasnya, karena mereka memiliki BKE asli dan sah dari sang penjamin.

Inilah yang dinamakan krisis ekonomi! Para pemilik BKE kosong hanya bisa gigit jari, karena terlambat mencairkan BKE-nya, BKE-nya tidak lebih dari selembar kertas rombeng untuk bermain kapal-kapalan anak-anak. Para korban ini terpaksa harus menjual apa yang dimilikinya saat itu dan memberhentikan para karyawan di perusahaanya, demi membiayai kebutuhan primernya (dan mungkin juga hutang-hutangnya).

Sedangkan sang penjamin (penipu) itu mungkin sudah kabur atau mati dibunuh...


(note: dirangkum dari berbagai sumber)

Who are their teachers...?

>> Thursday, November 27, 2008

Krisis ekonomi dunia yang bersumber di AS, pembunuhan dan teror di Mumbai, rentetan kasus mutilasi di Indonesia, kasus susu bermelamin yang mengorbankan ribuan anak di China, perompakan di wilayah laut oleh bajak laut asal Somalia, pembangkangan rakyat Thailand terhadap perdana mentrinya, dll

Sya hanya berpikir... Siapa sih guru dari para pelaku masalah itu? gurunya ngajarin apa? gurunya berikan teladan apa? atau mereka memang tidak pernah sekolah?

ngeri sekali membayangkan klo ada salah satu murid saya yang saya ajar menjadi trouble maker for the world and human kind...

Another News Flash...

>> Wednesday, November 26, 2008

Hari ini belum ada yang menarik...

Ada dua kelas yang menempuh ujian berbicara (speaking) hari ini. mereka semua telah memeprsiapkan diri dengan baik. Saya kagum denagn usaha mereka.

...

News Flash...

Another day begin...

Masih belum ada tindakan yang akan diberikan pada siswa itu, saya menunggu keputusan kepala sekolah.
___

Kemarin siang saya bertemu dengan perwakilan guru TK dan SD. Kami membicarakan persiapan kegiatan Book Week tahun depan. Very complicated! karena acara ini melibatkan seluruh departemen, dari TK hingga SMA. Syukur pada Tuhan mereka antusias melibatkan diri dalam acara ini, mengingat saya 'ditunjuk' oleh pimpinan saya untuk merumuskan dan melaksanakan acara tersebut. Jadi hati agak berdebar-debar, apakah saya bisa melakukannya...

"Gift for responsible people is bigger responsibility" Hukum ini selalu saya jumpai dalam kehidupan saya...
___

Saya sedang mempersiapkan siswa saya kelas 9 yang akan mempresentasikan cerita mereka (story telling). Well... that's it for now...

Teaching vs Working on papers

>> Tuesday, November 25, 2008

Good morning...!

Hari ini jam mengajar saya paling pendek, hanya dua jam saja. Sangat kontras kalau dibandingkan dengan kemarin, delapan jam berturut-turut dari 10 jam yang tersedia(1 jam=45menit).

Walau begitu, hari ini saya tetap sibuk... di sebelah kiri meja saya sudah menunggu setumpuk pekerjaan yang belum terselesaikan: memeriksa hasil ulangan, memasukkan nilai, membuat analisa hasil belajar, mempersiapkan remedial dan... menyiapkan rapat buat nanti siang. Fiuuh!!! lebih baik saya mengajar 10 jam dari pada harus berkutat dengan paperworks ini!

tapi sekali lagi, ini adalah tanggung jawab saya. Saya harus mengerjakannya dengan penuh tanggung jawab dan suka hati. (although its veeeery tough for me!)

Ayo semangat!!!

Pada Mulanya...

>> Monday, November 24, 2008

"My brethren, let not many of you become teachers, knowing that we shall receive a stricter judgment. For we all stumble in many things. If anyone does not stumble in word, he [is] a perfect man, able also to bridle the whole body." (NKJV)

"Don't be in any rush to become a teacher, my friends. Teaching is highly responsible work. Teachers are held to the strictest standards. And none of us is perfectly qualified. We get it wrong nearly every time we open our mouths. If you could find someone whose speech was perfectly true, you'd have a perfect person, in perfect control of life." (TMBV)


"Saudara-saudaraku, janganlah banyak orang di antara kamu mau menjadi guru; sebab kita tahu, bahwa sebagai guru kita akan dihakimi menurut ukuran yang lebih berat. Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya." (LAI)

Kalimat ini saya ambil dari kitab suci, sangat provokatif dan mengerikan. Tentu saja bila kalimat ini diucapkan atau ditulis oleh salah seorang dari Anda ataupun oleh seorang teman saya, hal yang paling mungkin saya lakukan adalah tersenyum kecil dan berkata dalam hati saya, ini orang kurang ajar, apa dia ga tahu gue ini guru!

Tapi karena kalimat ini tertulis di dalam kitab suci, saya cukup ngeri juga membacanya. tidak ada lagi argumen yang saya bisa buat. Celakanya, saat saya memutuskan untuk mengambil kuliah di FKIP dulu, saya tidak merenungkan kalimat ini dengan seksama, bahkan setelah jadi guru pun saya tidak menghiraukannya...

well, this is it...
saya sekarang sudah kadung menjadi guru, artinya saya termasuk hitungan orang-orang yang nekat dengan pilihan hidup saya. Saya masih bayak bersalah dalam perkataan saya dan saya pikir saya tidak bisa menyebut diri saya orang yang sempurna, baik dalam hidup saya ataupun perkataan saya. Jadi bagaimana? apakah saya harus berhenti menjadi guru? PErtanyaan sulit, karena selain mengajar adalah panggilan hidup, bidang ini juga adalah tempat saya mencari nafkah bagi istri dan anak saya.

Syukur kepada Tuhan, dalam bagian lain kitab suci yang sama, saya menemukan jawaban atas kekuatiran saya sebagai guru. Saya tidak akan memaparkan jawaban itu sekarang, saya berharap Anda tetap mengikuti catatan-catatan saya ini dan menyimpulkan jawabannya sendiri...

Inilah catatan-catatan kesalahan dan ketidaksempurnaan saya salama saya menjalani panggilan hidup sebagai guru. Saya berharap Anda dapat mengabil pelajaran yang berharga di blog ini, sehingga Anda bisa belajar untuk menjadi orang yang sempurna dalam perkataan Anda dan hidup Anda...