WELCOME! Salam Sejahtera! Senang sekali mendapat kunjungan dari Anda. Berikan komentar Anda di akhir setiap posting (klik link: write your comment here!), komentar Anda sangat berharga bagi saya. Terima Kasih. Please Enjoy...

HOT Search

HOT Translate

Questions About God

>> Thursday, December 4, 2008

Ini adalah tulisan yang saya buat sebagai tugas akhir dari Workshop Foundation of Christian Education di UPH Karawachi, Juni 2007

“God is not real! He is not exist!”, begitulah komentar siswa saya setelah saya menyatakan bahwa Tuhanlah yang menciptakan manusia. Ia adalah seorang anak perempuan berusia 12 tahun. Lahir dari sebuah keluarga keturunan Korea yang – menurut saya – ateis. Pertanyaan itu tiba-tiba saja muncul di tengah-tengah kami sedang mencari contoh penggunaan kata “create” dalam sebuah kalimat. Dalam percakapan selama kurang lebih satu jam itu saya berusaha meyakinkannya dengan apa yang ssaya percayai: bahwa Tuhan itu ada dan nyata. Saya juga berusaha sebisa saya menjawab pertanyaannya yang lain: kalau Tuhan itu penuh kasih, mengapa Ia masih membiarkan kejahatan dimana-mana? Dan kalau Tuhan menciptakan manusia, siapakah yang menciptakan Tuhan? Terus terang pengetahuan saya tentang hal ini sangat terbatas. Bermodalkan pengetahuan buku yang belum habis saya baca dan beberapa seminar serta kotbah yang saya ikuti, saya memakai kesempatan itu untuk menyatakan apa yang saya percayai. Saya juga berusaha menjawab pertanyaannya dan memberikan pembelaan iman saya sebisa mungkin dan dengan pertolongan hikmat dari Roh Kudus , berikut ini adalah cuplikan kisah yang terjadi sore itu.

Pertama, saya katakana dengan tegas kepadanya: saya percaya Tuhan itu nyata dan Dia ada. Tetapi sepertinya dia membutuhkan penjelasan yang lebih logis dan rinci. tiba-tiba Tuhan berikan saya hikmat. Saya memintanya menyebutkan seorang terkenal yang dia ketahui. Dia menyebutkan Abraham Lincoln. Saya memintanya bercerita tentang siapakah dia dan bagaimana dia mengetahui bahwa Lincoln itu pernah ada dalam sejarah manusia. Dia memberikan penjelasan dengan semangat, dan saya mendengarkannya dengan seksama sambil mengajukan beberapa pertanyaan sekedar untuk meyakinkan bahwa dia memang mengetahui siapa Lincoln itu. Setelah ia selesai dengan penjelasannya, dengan satu pernyataan tegas saya katakana, “Saya tidak percaya bahwa dia ada!”. Dia cukup terkejut dan bertanya bagaimana saya bias tidak mempercayai keberadaan Lincoln. Sedangkan dia adalah orang terkenal. Saya pun akhirnya bertanya balik, bagaimana dia bisa tidak mempercayai keberadaan Tuhan., sedangkan Dia begitu nyata. Dia hanya terdiam dan terlihat berpikir. Pertanyaannya bukalah apakah Tuhan itu ada atau apakah Tuhan itu nyata, tetapi apakah kamu percaya bahwa Tuhan itu ada dan nyata. Saya mengatakan, saya sebenarnya tahu siapa itu Lincoln, tetapi seandainya saya tidak percaya Lincoln itu ada, dia tetap ada dalam sejarah. “Maka dari itu walaupun kamu tidak percaya Tuhan itu ada dan nyata, Dia tetap ada!”, demikian tandas saya. Dia agak sedikit berpikir, lalu bertanya, apa bukti Dia ada? Saya menjelaskan bahwa Allah telah memberikan pewahyuan tentang keberadaanNya melalui berbagai hal, diantaranya adalah alam semesta, alkitab dan dalam diri Kristus. Dan semua bukti itu kita percayai dengan iman yang juga Tuhan anugrahkan. Saya menganggap dia bias menerima jawaban saya ini karena dia segera beralih ke pertanyaan berikutnya.

Selanjutnya dia juga bertanya, kalau memang ada Tuhan, apakah Dia baik? Saya jawab tentu saja Dia baik. Lalu mengapa ada kejahatan dan kemiskinan di-mana-mana? Saya cukup tertegun dengan pertanyaan ini. Terus terang, kemampuan saya untuk menjelaskan pertanyaan ini sangat terbatas. Saya percaya Tuahn itu baik dan saya tahu Tuhan mengijinkan kejahatan itu terjadi karena manusia telah jatuh dalam dosa, tetapi saya tetap tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk menjelaskannya. Saya memilih meminta dia menjelaskan sedikit tentang ketidak mengertiannya sambil saya mengambil waktu sedikit untuk berpikir. Setelah cukup waktu, saya pun berusaha menjawabnya. Tuhan adalah Tuhan yang baik, tetapi Dia juga Tuhan yang penuh kuasa. KasihNya dan KuasaNya semua ada di dalam diriNya. Dia adalah Tuhan yang baik dan juga adil. Saya memberikan ilustrasi kepadanya, “Bila ayahmu – yang kamu tahu bahwa dia baik – memintamu untuk segera mandi, tetapi kamu lebih memilih untuk mengambil waktu sejenak untuk bermain games di komputer dan karenanya kamu dihukum oleh ayahmu; apakah kamu menderita karena hukuman itu atau karena pilihanmu?”. Dia menjawab, “karena hukuman itu”. “Betul!”, jawab saya, “Tetapi hukuman itu berasal dari ketidaktaanmu untuk melakukan perintah ayahmu. Kamu memilih untuk tidak taat dan mementingkan kesenanganmu dulu. Tuhan adalah tetap Tuhan yang penuh kasih dan kuasa hingga hari ini, tetapi kita, manusia cenderung untuk memilih kepentingan kita, bukan memilih Dia!”. “Tuhan memberikan hujan baik kepada orang miskin maupun kaya, Dia mendatangkan panas baik kepada orang baik maupun jahat. Dia adalah Tuhan yang adil” tambah saya. Saya tidak bisa menambahkan jawaban lebih jauh, setelah saya renungkan tentang hal ini, saya berpikir saya harus mengambil waktu untuk mencari jawabannya. Dia tidak bertanya lebih lanjut menganai topic ini tapi dia memberikan pertanyaan lanjutan.

Jika manusia memang benar diciptakan Tuhan, lalu siapakah yang menciptakan Tuhan? Terus terang saya sangat terkagum-kagum dengan kekritisan anak ini. Saya percaya bukan kebetulan saya menjadi gurunya, tetapi Tuhan memang telah menetapkan rencana yang indah bagi anak ini dan juga bagi saya. Saya bersyukur kepada Tuhan karena Dia telah memebrikan saya kesempatan untuk bersaksi kepada anak ini. Kembali lagi kepada pertanyaan anak tersebut, pertanyaannya mengingatkan saya pada ilustrasi yang digunakan oleh Nash dalam bukunya yang belum selesai saya baca. Ada sebuah deretan kartu domino yang sangat panjang, pada saat kita lahir, deretan kartu domino itu sedang berjatuhan dan sampai kita mati kartu itu masih belum selesai mencapai ujung akhirnya. Bila kita bertanya pada orang tertentu tentang apakah ada kartu domino pertama yang jatuh sehingga mengakibatkan deretan kartu ini turut berjatuhan; tentu saja secara akal sehat orang tersebut akan menjawab ya. Pasti ada kartu domino pertama yang menyebabkan semua deretan kartu domino ini berjatuhan. Saya menjelaskan ilustrasi ini pada anak usia SD ini, dan dia mengangguk-angguk. Saya menambahkan, bila dunia atau kehidupan ini telah berjalan hingga saat ini, pastilah adalah awal yang mengakibatkan semuanya ini terjadi. Sang Penyebab Pertama ini telah ada dari mulanya dan Dialah yang menyebabkan segala sesuatnya ada. Saya percaya Sang Penyebab Pertama itu adalah Tuhan. Deretan pertanyaan anak ini berhenti sampai di situ, karena waktu belajar kami telah habis.

Pendeknya, melalui kejadian ini, saya percaya bahwa Tuhan itu ada, penuh kasih juga kuasa dan Dialah Penyebab Pertama dalam kehidupan ini. Melalui pembicaraaan saya dengan anak itu, Tuhan mengingatkan saya akan betapa terbatasnya pengetahuan saya untuk menjelaskan dan menjawab pertanyaan anak itu. Hal ini memicu saya untuk dapat belajar lebih lagi dalam mengiring Tuhan setiap hari. Terlebih lagi dengan terus merenungkan Firman, dan mengaplikasikannya dalam kehidupan saya sehari-hari. Saya juga berharap kiranya Tuhan terus memberikan saya kesempatan untuk dapat menjadi garam dan terangNya di ruang-ruang kelas dimana saya bekerja. Adakah pertanyaan tentang Tuhan lainnya anakku?

2 write(s) COMMENT(S) here!:

Cecilia February 4, 2011 at 10:28 PM  

This post is very inspiring...Minta izin jika boleh untuk membaginya di twitter dan facebook saya jika boleh, Pak...Thank you very much!

Cecilia

Pak Guru February 8, 2011 at 2:03 PM  

silahkan cecilia...