WELCOME! Salam Sejahtera! Senang sekali mendapat kunjungan dari Anda. Berikan komentar Anda di akhir setiap posting (klik link: write your comment here!), komentar Anda sangat berharga bagi saya. Terima Kasih. Please Enjoy...

HOT Search

HOT Translate

Trying to Explain the Crisis - Part #2

>> Monday, December 1, 2008

Lehman Brothers dan institusi sejenisnya diduga menjadi penyebab krisis di Amerika Serikat, yang terkenal dengan Subprime Mortgage, dan yang juga menyebar ke hampir seluruh dunia. Apa yang sebenarnya mereka lakukan?

Lembaga Keuangan (LK) di Amerika memberikan fasilitas kredit perumahan rakyat (KPR) seperti yang dilakukan di indonesia. Pada saat persaingan antar Lembaga keuangan ini semakin ketat, Lehman brothers dkk berusaha memikirkan cara yang lebih baik lagi untuk meningkatkan keuntungan perusahaan. Akhirnya mereka meluncurkan program subprime mortgage, yang khususnya sangat disukai oleh kalangan pekerja kelas menengah. Kira-kira begini gambarannya:

Mr. A memiliki keinginan untuk membeli rumah, setelah ia menjatuhkan pilihannya, ia mengajukan permohonan pada LK untuk mendapat fasilitas KPR. Singkat cerita, Mr. A kini memiliki sebuah rumah dengan cara mencicil. Nah, pada proses pencicilan rumahnya, ia dihubungi oleh LK tersebut kembali dan LK itu menawarkan fasilitas KPr untuk rumah kedua dengan jaminan rumah pertama (yang belum lunas!). Tentu saja MR. A sangat tergiur dengan tawaran ini. Singkat cerita, katakanlah ia menyetujui tawaran ini dan ia kini mencicil untuk dua rumah. Beberapa waktu kemudian LK yang sama/berbeda kembali menawarkan KPR untuk rumah ketiga dengan jaminan rumah pertama/kedua. Mr. A kembali berpikir, ini luar biasa! dalam waktu kurang dari setahun ia bisa memiliki beberapa rumah. Sekali lagi ia mengatakan 'ya' pada tawaran tersebut. Dan hal ini bisa berlanjut pada rumah keempat, kelima dan seterusnya...

Di sisi lain sang LK menganggap hal ini adalah sebuah prestasi besar. Dengan jutaan orang yang memanfaatkan program Subprime Mortage ini, perusahaan properti sangat bergairah dan meningkatkan modal untuk menjawab permintaan pasar yang tinggi. Pasar properti yang 'bertumbuh pesat' menandakan kemajuan ekonomi negara. Para LK ini bahkan membuat proposal dan meminta negara-negara lain untuk berinvestasi pada LK mereka. Herannya, proposal mereka sangat disambut baik oleh negara-negara itu.

Para eksekutif LK pun berbangga diri karena keberhasilan mereka menjual 'produk' KPR mereka ini. Sehingga mereka menggajar diri mereka sendiri dengan bonus jutaan dollar dari kas perusahaan.

Sayangnya, LK yang terus mengucurkan KPR itu tidak memperhitungkan resikonya dengan matang. Pada saat itu harga minyak terus melambung tinggi diatas US$ 100 yang mengakibatkan harga barang konsumsi juga naik. Di satu titik, karena masalah kebutuhan hidup yang meningkat, para debitur ini mengalami masalah keuangan. Para pekerja kelas menengah mulai melepas satu demi satu rumah mereka, karena tidak sanggup membiayai cicilan rumah yang terlalu banyak dan mereka harus memenuhi kebutuhan pokok. Mereka berpikir mengurangi satu rumah saja, lalu dua, lalu tiga, sampai akhirnya, rumah pertama (primer) mereka pun tidak sanggup mereka biayai.

Ini adalah bencana besar bagi LK yang menjadi kreditur. Mereka telah menggeluarkan modal begitu banyak untuk membayarkan rumah-rumah itu kepada para developer rumah. Bahkan mereka meminjam dana untuk memodali 'ide besar' mereka ini ke LK yang lebih besar. Kini mereka tidak memiliki uang sama sekali, yang ada hanyalah rumah demi rumah yang ditinggalkan oleh Mr. A, dkk.

Sekarang para LK ini memiliki hutang yang sangat besar. Karena semua LK ini tercatat di bursa saham, para investor mulai menarik dananya, karena takut ikut merugi. Hal ini akhirnya berdampak tidak hanya pada saham-saham LK, tetapi juga perusahaan-perusaahaan yang tidak terkait dengan LK dan properti. Permintaan akan dana cair meningkat, harga minyak dunia turun dan harga kebutuhan pokok semakin meningkat. Negara-negara lain pun terkena imbasnya, karena modal yang mereka tanamankan kini lenyap tak berbekas.

Problem dalam Subprime Mortgage ini menjadi pemicu dari efek domino resesi di Amerika dan dunia. Seluruh negara dan LK di dunia yang turut serta dalam investasi di AS merugi, bahkan kehilangan dana mereka. Kini pemerintah AS kebakaran jenggot untuk menjaga stabilitas ekonomi negaranya supaya tidak menjadi lebih parah dengan mengeluarkan bantuan sebesar 700 miliar US dollar (atau lebih dari 7.000.000.000.000.000 rupiah!)

Lehman Brothers, dkk kini dinyatakan bangkrut dan secara tidak langsung membangkrutkan banyak orang dan perusahaan lainnya di AS dan dunia.

Keserakahan mengakibatkan bencana!

0 write(s) COMMENT(S) here!: